Rukhsah Puasa Ibu Hamil atau Yang Sedang Menyusui Anak – Bagi ibu yang sedang mengandung yakni hamil, itu ada rukhshoh untuk tidak puasa bila ada kekhawtiran terjadi sesuati bagi dirinya atau bagi anaknya. Fiqih.co.id pada halaman ini akan menerangkan tentang rukhshoh puasa ramadhan buat ibu hamil sesuai fiqih. Demikian juga dengan ibu nyang masih menyusui.
Pada halaman sebelumnya kami sudah menyampaikan materi tentang Fidyah Puasa Ramadhan Karena Sakit Permanen Atau Meninggal. Dan untuk lebih terangnya mari kita baca saja hingga rampung artikel ini.
Daftar Isi
Rukhsah Puasa Ibu Hamil atau Yang Sedang Menyusui Anak
Para pembaca yang kami banggakan ada kemurahan atau ada dispensasi dalam mengerjakan puasa ramadhan bagi ibu hamil dan menyusui. In syaa Allah kita tentu sudah sama memahami mengenai masalah puasa bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Namun barang kali ada yang masih memerlukan keterangan lebih jelasnya menurut fiqih. Oleh karena itu itu perkenankan kami untuk memberikan matrin terkait perihal tersebut.
Dalam keterangan ini juga kami akan mengutipnya dari Fathul qoribul mujib. Kemudia materi ini kami akan sampaika secara ringkas semoga berkenan dan bisa difahami oleh para pembaca.
Mukadimah
السّلام عليكم ورحمة الله و بركاته بسم الله الرّحمن الرّحيم * الحمد لله رب العالمين، اللهم صل و سلم على خاتم النبيين سيدنا محمد رسول الله و على اله و صحبه اجمعين، أَمَّا بَعْدُ و قال تعالى في القرأن العظيم : اعوذ بالله من الشيطان الرّجيم، يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَ لاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَ لِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَ لِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ۞ (البقرة : ١٨٥)ٴ
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadhirat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat serta Salam semoga tetap tercurah ke haribaan Nabi Agung Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Pembaca yang kami kagumi rohimakumullah, melalui tulisan ini mari kita beca dengan baik sampai selesai materi ini mengenai rukhshoh puasa bagi ibu hamil dan menyusui.
Rukhsah Puasa Ramadhan Ibu Hamil Dan Menyusui
Sebagaiman telah diterangkan dalam pan fiqih bahwa ibu hamil boleh tidak puasa demikian juga dengan ibu menyusui, tatpi kebolehan tersebut tentunya jika benar-benar ada alasan syar’i. Berikut ini teks aslinya dari fathul qorib;
(وَالْحَامِلُ وَالْمُرْضِعُ إِنْ خَافَتَا عَلَى أَنْفُسِهِمَا) ضَرَراً يَلْحِقُهُمَا بِالصَّوْمِ كَضَرَرٍ الْمَرِيْضِ (أَفْطَرَتَا وَ) وَجَبَ (عَلَيْهِمَا الْقَضَاءُ وَإِنْ خَافَتَا عَلَى أَوْلَادِهِمَا) أَيْ إِسْقَاطِ الْوَلَدِ فِيْ الْحَامِلِ وَقَلَّةِ اللَّبَنِ فِيْ الْمُرْضِعِ (أَفْطَرَتَا وَ) وَجَبَ (عَلَيْهِمَا الْقَضَاءُ) لِلْإِفْطَارِ (وَالْكِفَارَةُ) أَيْضاً وَالْكِفَارَةُ أَنْ يُخْرِجَ (عَنْ كُلِّ يَوْمٍ مُدًّا وَهُوَ) كَمَا سَبَقَ (رِطْلٌ وَثُلُثٌ باِلْعِرَاقِيِّ) وَيُعَبَّرُ عَنْهُ بِالْبَغْدَادِيِّ
Terjemahan Bahasa Indonesia Rukhsoh Puasa Ibu Hamil
Orang yang sedang mengandung (hamil) dan orang yang menyusui anak, jika keduanya merasa kha- watir adanya bahaya atas dirinya yang berhubungan dengan sebab berpuasa, sebagaimana kekhawa tiran adanya bahaya bagi orang yang sakit, maka bagi keduanya boleh tidak berpuasa dan wajib mengqadla puasanya.
Bila orang yang mengandung dan orang yang menyusui itu khawatir akan anaknya, artinya khawatir gugur kandungan dan sedikitnya air susu (bagi yang menyusui anak, pen.), maka keduanya boleh berbuka (tidak berpuasa) dan wajib baginya mengqado puasanya karena sebab berbuka itu tadi dan wajib juga membayar kafarat.
Adapun kafaratnya yaitu mengeluarkan makanan tiap-tiap hari 1 mud sebagaimana tersebut dalam keterangan di muka yaitu 1,1/3 kati negeri Iraq dan dapat pula di ibaratkan dengan negeri Bagdad.
Orang Sakit Dan Musafir Menganai Puasa
Sebagaimana tertulis dalam Fathul qorib sebagai berikut;
(وَالْمَرِيْضُ وَالْمُسَافِرُ سَفَراً طَوِيْلاً) مُبَاحاً إِنْ تَضَرَرَا بِالصَّوْمِ (يُفْطِرَانِ وَيَقْضِيَانِ) وَلِلْمَرِيْضِ إِنْ كَانَ مَرَضُهُ مُطْبِقاً تَرْكُ النِّيَّةِ مِنَ اللَّيْلِ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ مُطْبِقاً كَمَا لَوْ كَانَ يَحُمُّ وَقْتاً دُوْنَ وَقْتٍ، وَكَانَ وَقْتُ الشُّرُوْعِ فِيْ الصَّوْمِ مَحْمُوْماً فَلَهُ تَرْكُ النِّيَةِ، وَإِلَّا فَعَلَيْهِ النِّيَّةِ لَيْلاً فَإِنْ عَادَتْ الْحُمَى وَاحْتَاجَ لِلْفِطْرِ أَفَطَرَ. وَسَكَتَ الْمُصَنِفُ عَنْ صَوْمِ التَّطَوُّعِ، وَهُوَ مَذْكُوْرٌ فِيْ الْمُطَوَلَاتِ، وَمِنْهُ صَوْمُ عَرَفَةَ وَعَاشُوْرَاءَ وَتَاسُوْعَاءَ وَأَيَّامِ الْبِيْضِ وَسِتَّةٍ مِنْ شَوَالٍ
Tentang Niat Bagi Yang Sakit Yang Terus Menerus
Orang yang sakit dan orang yang bepergian jauh yang diijinkan oleh syara” (bukan karena tujuan maksiyat, pen.) jika merasa berat berpuasa, maka keduanya boleh berbuka dan hendaknya mengqadla puasanya.
Bagi orang yang sakit terus menerus, maka boleh meninggalkan niat puasa sejak malam hari. Jika sakitnya tidak terus menerus seperti sewaktu-waktu panas, sewaktu-waktu tidak dan pada saat dia mengerjakan puasa itu dalam keadaan sakit panas, maka boleh meninggalkan niat (tidak niat). Jika tidak kebetulan dalam keadaan panas, maka tetap wajib niat di waktu malam. Bila keadaan panas itu datang kembali sedang dia butuh maka boleh berbuka. Selanjutnya mushannif berhenti dari menerangkan Puasa sunnat yang disebutkan di dalam kitab yang panjang keterangannya, antara lain ialah puasa pada hari ‘Arafah, hari ‘Asyura, hari Tasu’a, hari-hari putih dan puasa 6 hari bulan Syawal (sesudah hari raya Fithrah, pen.).
Keterangan tentang memperbanyak puasa
Kita dianjurkan oleh agama agar memperbanyak puasa seperti :
Puasa pada hari Isnen dan Kamis.
- Puasa pada tiap-tiap hari putih, artinya puasa pada hari-hari terang bulan, seperti pada tanggal : 13 , 14 , 15, 16. 17 Qamariyyah.
- Puasa 6 hari pada bulan Syawal, sesudah Hari Raya Fithrah.
- Kemudian Puasa hari Tarwiyyah dan hari ‘Asyura.
- Dan Puasa pada hari Tasu’a, dan ‘Asyura.
Keterangan Qodho Dan Kifarat Ibu Hamil Dan Menyusui
Mengenai qodho dan Kifarat puasa Bagi ibu yang sedang mengandung dan yang sedamg menyusui perlu diketahui tentang kebolehannya tidak puasa yaitu;
- Apakah ada kekhwaturan pada janin, takut terjadi keguguran dan sejenisnya. Perihal ini yang tahu hanya yang bersangkutan. Apabila ternyata ibu hamil tidak puasa karena ada rasa khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada janinnya, maka dia nanti wajib mengqodho puasanya dan juga wajib bayar kifarat setiap harinya satu mud atau memberimakan cukup untuk satu hari kepada fakir miskin dalam setiap hari yang dia tidak puasa.
- Demikian juga sama seperti yang menyusui apakah ia khawatir asinya kering dan terjadi ketidak baikan pada ankanya. Maka jika itu yang dikhawatirkan dalam hati ibu yang menyusui bararti ia nanti wajib qodlo dan wajib bayar kifarat.
- Jika ibu hamil dan yang menyusui itu ternyata hanya ada kekhawatiran pada dirinya yakni pada badannya sendiri bukan pada anak yang dikandungnya atau pada naka yang disusuinya. Maka yang demikian ini hanya wajib qodho puasanya saja dan tidak wajib bayar kifarat.
Demikian uraian ringkas materi tentang; Rukhsah Puasa Ibu Hamil atau Yang Sedang Menyusui Anak – Mudah mudahan dari uraian ringkas ini dapat meberikan manfaat pada kita semua khususnya bagi ibu-ibu yang hamil dan yang menyusui. Mohon Abaikan saja uraian kami ini, jika pembaca tidak sependapat. Terimakasih atas kunjungannya. Wallahu A’lamu bish-showab, wa bihi nasta’in.