Sahnya Jum’at Madzhab Syafi’i, Yang Harus Terpenuhi Beberapa Syaratnya – Para Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala . fiqih.co.id pada artikel ini akan memberikan materi ringkas mengenai Syarat Sah Jum’at Madzhab Syafi’i. Materi ini merupakan lanjutan dari materi sebelumnya. Dan dalam materi ini juga kami kutip dari Kitab Madzahibul Arba’ah Taklif Abdur Rahman al-Juziri. Silahkan antum baca uraian ringkas kami di bawah ini sampai selesai.
Daftar Isi
Sahnya Jum’at Madzhab Syafi’i, Yang Harus Terpenuhi Beberapa Syaratnya
Kalau pada materi sebelumnya kami telah menyampaika tentang syarat wajibnya jum’at, mak pada materi ini kami sampaikan tentang syarat sahnya sholat jumat dalam madzhab ini.
Sebagaiman telah dijelaskan pad uraian yang sebelum ini bahwa
تَنْقَسِمُ شُرُوْطُ الْجُمْعَةِ إِلَى قِسْمَيْنِ: شُرُوْطُ وُجُوْبِ: وَشُرُوْطُ صَحَةٍ
dalam madzhab syafi’i syarat shalat Jum’at itu terbagi dua, yaitu syarat wajib dan syarat sah. Secara ringkas sudah kami sampaikan mengenai wajibnya jumat dalam madzhab ini, dan pada artikel ini kami aka terangkan hanya seputar syarat sahnya juma menurut madzhab ini yakni madzhab syafi’i.
Sahnya Jum’at Madzhab Syafi’i
Diterangkan dalam madzhibul arba’ah sebagai berikut;
وَأَمَّا شُرُوْطُ صَحَـةِ الْجُمْعَةِ عِنْدَ الشَّافِعِيَّةِ فَهِيَ سِتَّةُ أَشْيَاءَ : الْأَوَّلُ : أَنْ تَقَعَ كُلُهَا وَخُطْبَتَاهَا فِيْ وَقْتِ الظُّهْرِ يَقِيْنًا
Adapun untuk syarat sah pelaksanaan shalat Jum’at menurut madzhab ini ada enam;
Pertama: dilakukan pada waktu dzuhur dengan penuh keyakinan, termasuk dua khutbah dan pelaksanaan shalatnya.
Sahnya Jum’at Madzhab Syafi’i kedua
Selanjutnya tertulis seperti berikut’
الثَّانِيْ : أَنْ تَقَعَ بِأَبْنِيَةٍ مُجْتَمَعَةٍ سَــوَاءٌ كَانَتْ مِصْـرًا أَوْ قَرْيَـةً، أَوْ بَلَدًا، أَوْ غَارًّا بِالْجَبَلِ، أَوْ سَـرَدَابًا، فَلَا تَصِحُ فِيْ الصَّحْرَاءِ، وَالضَّابِطُ الْمُعْتَمَدُ لِصَحَةِ الْجُمْعَةِ فِيْ الْأَبْنِيَةِ مَا لَا تُقْصَرُ الصَّلَاةُ فِيْهِ تَصِحُ فِيْهِ الْجُمْعَـةُ كَفَضَاءِ دَاخِــلَ سُوْرِ الْبَلَدِ. وَمَـا تُقْصَرُ الصَّلَاةُ فِيْهِ لَا تَصِـحُ فِيْهِ
Kedua: dilaksanakan di tempat yang terdapat bangunan-bangunan di sekelilingnya, baik itu di kota, di kampung, di pedesaan, di dusun, di pegunungan, ataupun di bawah tanah, namun tidak dengan di gurun pasir (kecuali gurun pasirnya telah diubah menjadi permukiman tetap bagi warganya).
Adapun pendapat yang terkuat dalam madzhab ini menyebutkan bahwa salah satu syarat sah shalat Jum’at adalah dilaksanakan di tempat yang masih di dalam wilayah hingga jaraknya tidak sejauh jarak yang diperbolehkan untuk mengqashar shalat, contohnya di ruangan terbuka di pinggiran wilayah, sedangkan jika jaraknya hingga mencapai jarak yang diperbolehkan untuk mengqashar shalat maka pelaksanaan shalat Jum’atnya tidak sah.
Syarata Sahnya ketiga s/d ke enam
Adapu syarat sah jum’at madzhab syafi’i berikutnya ialah;
الثَّالِثُ: أَنْ تَقَعَ الصَّلَاةُ جَمَاعَةً بِشَـرَائِطِهَـا الْمُتَقَدِّمَةِ. الرَّابِعُ : أَنْ يَكُــوْنَ عَدَدُ جَمَـاعَتِهَا أَرْبَعِيْنَ بِالشُّرُوْطِ الْمُتَقَدِمَةِ، الْخَامِسُ، أَنْ تَكُوْنَ صَلَاةُ الْجُمْعَةِ مُتَقَدِمَةً عَلَى غَيْرِهَا فِيْ مَكَانِهَا، وَسَيَأْتِيْ تَفْصِيْلُ ذَلِكَ فِيْ مَبْحَثِ تَعَــدُدِ الْجُمْعَةِ، السَّادِسُ تَقْدِمُ الْخُطْبَتَيْنِ بِالْأَرْكَانِ وَالشُّرُوْطِ الْآتِيْ بَيَانُهَا
Ketiga: harus dilakukan secara berjamaah, dengan syarat-syarat yang telah disebutkan sebelum ini.
Keempat: harus dengan dihadiri oleh lebih dari empat puluh jamaah, dengan syarat-syarat yang telah disebutkan sebelum ini.
Kelima: harus didahulukan dari penyelenggara shalat Jum’at lainnya di satu wilayah. Insya Allah mengenai hal ini akan dijelaskan lagi pada pembahasan mengenai multi penyelenggaraan shalat Jum’at. (menyelenggarakannya di lebih dari satu masjid di satu wilayah).
Keenam: khutbahnya dilakukan lengkap dengan rukun dan syarat-syaratnya yang akan disampaikan nanti setelah ini. Selanjutnya antum buka link ini: Shalat Jum’at Madzhab Hambali
Demikan materi fiqih tentang; Sahnya Jum’at Madzhab Syafi’i, Yang Harus Terpenuhi Beberapa Syaratnya -Semoga materi ini bermanfaat untuk kita semua. Mohon abaikan saja materi ini jika pembaca merasa kurang pas. Terimakasih atas kunjungannya, Wallahul Muwaffiq ila aqwamith thoriq.